Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Bos Persijap Ungkap Cerita Penunjukan Mario Lemos: Prestasi Timnas Indonesia Ikut Melatarbelakangi

Bos Persijap Ungkap Cerita Penunjukan Mario Lemos: Prestasi Timnas Indonesia Ikut Melatarbelakangi

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-30 12:30:02
Dilihat:2 Pujian
Mario Lemos dipercaya jadi pelatih Persijap Jepara di Liga 1 2025/2026 (PT LIB)

Jakarta - Manajemen Persijap Jepara menjelaskan proses yang dilewati hingga akhirnya menunjuk Mario Lemos sebagai nakhoda di Liga 1 2025/2026. Di balik cerita ini, ada pula hubungannya dengan prestasi impresif Timnas Indonesia.

Presiden Persijap Jepara, Iqbal Hidayat, mengungkapkan alasan di balik keputusan Laskar Kalinyamat melepas Widodo Cahyono Putro, juru taktik yang membantu mereka merebut peringkat ketiga Liga 2 2024/2025 untuk promosi ke kasta tertinggi.

Keputusan ini tak terlepas dari tren klub-klub kasta tertinggi yang semuanya menggunakan juru taktik asing. Musim lalu, memang hanya Imran Nahumarury saja yang jadi satu-satunya pelatih lokal. Namun, belakangan ini dia telah berpisah dengan Malut United.

“Jadi, kami melihat tren di Liga 1 seperti apa, yang mana pelatih asing semua. Hampir kebanyakan, karena satu-satunya pelatih lokal yang bertahan adalah di Malut United saja. Sisanya asing semua,” kata Iqbal dikutip dari YouTube Liputan6 Sports.

“Tren-tren inilah yang kami lihat, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba keberuntungan kami dengan pelatih asing. Kami berharap lebih ada organisasi, detail, membangun habit, dan sesuatu yang baru,” lanjutnya.

 


Prestasi Mario Lemos

Faktor pengalaman, dan juga prestasi, menjadi alasan pertama Laskar Kalinyamat menjatuhkan pilihannya kepada juru taktik asal Portugal, Mario Lemos. Dalam beberapa tahun terakhir, ia memang pernah menukangi klub-klub di Asia, termasuk Asia Tenggara.

“Dia di Mumbai City sebagai asisten. Dia juga pernah menjadi pelatih kepala di Bangladesh. Dia pernah membawa timnya sampai Piala AFC. Mario Lemos juga pernah berkarier sebagai pelatih di ASEAN,” ujarnya.

“Artinya, dia juga sudah terbiasa dengan Asia Tenggara kondisinya seperti apa. Saya rasa, achievement dia di Piala AFC itu menunjukkan bahwa dia ingin menang karena bisa sampai ke sana,” imbuhnya.

Prestasi di Piala AFC yang dimaksud Iqbal ialah ketika Mario berhasil membawa klub Liga Bangladesh, Abahani Limited Dhaka, menjadi jawara Piala AFC 2019 di Zona Asia Selatan.

Sayangnya, ketika melaju ke babak inter-zone play-off semifinals, mereka harus tumbang melawan klub Vietnam, Hanoi FC. Pencapaian semacam ini memang cukup mengesankan bagi klub asal Bangladesh.

 


Memilih Mario Lemos

Iqbal mengungkapkan, sebetulnya ada sederet pelatih yang sempat menjalani sesi wawancara dengan manajemen Persijap. Namun, mereka akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Mario Lemos karena alasan khusus.

“Kami berbicara dengan beberapa agen. Ketika kami membangun tim, yang pertama adalah mencari pelatih terlebih dahulu. Akhirnya kami melakukan interviu dengan tujuh sampai delapan pelatih,” kata dia.

“Hampir semuanya baru, tetapi ada beberapa yang pernah berkarier di Liga 1. Sampai akhirnya kami cukup suka dengan Coach Mario ketika diinterviu. Karena, dia orangnya cukup fleksibel,” imbuh Iqbal.

Fleksibilitas inilah yang menjadi salah satu catatan menarik dari pelatih asal Portugal tersebut. Sebab, Mario Lemos bisa meramu tim sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda-beda dalam setiap laga..

“Fleksibel bukan berarti dia tidak punya pakem dalam permainan sepak bola. Dia punya prinsip dalam sepak bola, kurang lebih sama seperti kami. Hanya saja, dia juga melihat keadaan seperti apa, musuhnya seperti apa,” ujar dia.

“Jadi, dia fleksibel untuk bisa membaca yang terbaik untuk tim, pada laga tersebut, dan laga selanjutnya seperti apa. Jadi, saya rasa kami memilih Coach Mario karena itu,” tambahnya.

 


Faktor Timnas Indonesia

Selain itu, Iqbal juga menjelaskan latar belakang yang turut mendorong Mario Lemos bersedia untuk menerima tawaran Persijap. Ada relasi antara Liga 1 dengan Timnas Indonesia yang ikut berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Iqbal menjelaskan, selain karena basis fans Liga 1 yang tertinggi di ASEAN, faktor keberhasilan Timnas Indonesia yang mulai bisa berbicara banyak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia membuat sepak bola di Indonesia semakin disorot.

“Karena, mungkin Liga 1 ini di Asia Tenggara jadi salah satu yang paling besar. Secara ranking mungkin kita mungkin belum yang bagus. Tetapi, secara exposure dan jumlah fans, itu kita yang paling besar,” katanya.

“Apalagi, sekarang Timnas kita sudah bisa bicara untuk berjuang ke Piala Dunia 2026.Ini milestones yang paling jauh karena kita masih punya peluang untuk lolos ke Piala Dunia,” ia menambahkan.

Salah satu bukti dari kualitas Liga 1 ialah munculnya sederet pemain lokal dari kompetisi domestik yang menjadi pilihan utama Patrick Kluivert ketika Timnas Indonesia sukses menumbangkan China pada awal Juni 2025 lalu.

“Jadi, saya rasa, ketika Timnas-nya berprestasi seperti sekarang, tentu liganya akan ikut disorot. Apalagi, pada laga melawan China, ada empat pemain dari Liga 1 yang bisa menang melawan China,” ujar dia.

“Ini menurut saya menunjukkan bahwa pemain Liga 1 di level internasional pun bisa berbicara banyak, yang mana kiblat ke Liga 1 juga lebih bagus. Saya rasa, Liga 1 musim ini dan ke depannya akan jauh lebih baik lagi,” lanjutnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}