
Kediri - Persik Kediri terus berbenah untuk menemukan jatidirinya. Sejak kehadiran Arthur Irawan sebagai pemilik saham mayoritas klub pada 2022, Macan Putih tak lelah mencari karakteristiknya.
Perombakan skuat besar-besaran selalu dilakukan saat memasuki musim baru. Begitu pula ketika Persik menyongsong BRI Super League 2025/2026.
Dua musim terakhir, mereka tak khawatir harus melepas atau kehilangan bintang lapangannya. Masih lekat di ingatan ketika Flavio Silva direlakan hijrah ke Persebaya musim lalu. Padahal striker asal Portugal ini jadi penyumbang gol terbanyak.
Edisi mendatang, Persik juga harus kehilangan Ze Valente dan Riyatno Abiyoso yang memilih berlabuh ke tim promosi dan juara Liga 2 2024/2025, PSIM Yogyakarta. Meskipun Ze Valente adalah kapten dan ruh permainan tim Persik.
Begitu pula kepergian Hamra Hehanusa ke Persib tak disesali. Hamra adalah benteng kukuh bagi tim selama tiga musim terakhir sebagai.
Wajah Baru

Persik tak panik. Manajemen merestrukturisasi jajaran tim kepelatihan. Divaldo Alves yang jadi penyelamat Persik dari ancaman degradasi digantikan Ong Kim Swee. Reputasi Datuk Ong cukup cemerlang di kawasan Asia Tenggara.
Dia tak hanya sukses sebagai pelatih Timnas Malaysia, tapi juga di klub Sabah FC pada Liga Super Malaysia. Pria yang akrab disapa dengan akronim namanya OKS ini pengusung sepak bola ofensif.
Pengalaman coach OKS ketika Timnas Malaysia U-23 sukses merebut medali emas SEAG Jakarta tahun 2011 diharapkan membawa tuah untuk Persik. Khasanah OKS dengan pemain muda seiring dengan misi Persik mengorbitkan generasi barunya.
Kiper Husna Al Malik, Zikri Ferdiansyah, Rifky Ray Farandi, dan Hugo Samir memasuki musim keduanya. Persik juga mempromosikan pemain dari EPA U-18, seperti dua penggawa Timnas Indonesia U-17, Daniel Alfrido dan Mierza Firjatullah.
Ini belum termasuk kelanjutan kerja sama Persik dengan Asiana Soccer School yang mengirimkan pemain mudanya, seperti M. Nur Ichsan, Gilang Alviqi, Azizu Milanesta, Rafa Irsyad Pranaja, dan Tristan Lontoh.
Adaptasi Pelatih

OKS sosok cepat adaptasi dengan atmosfer kompetisi di Indonesia. Debutnya bersama Persis musim lalu membuatnya paham skuat seperti apa yang harus disiapkan Persik.
"Kita tahu musim lalu Persik bagus di putaran pertama. Tapi prestasi tim menurun di paruh kedua. Musim baru membawa tantangan yang lebih besar. Persik nanti harus tampil konsisten sepanjang musim," katanya.
Manajemen dan OKS pun intens berdiskusi. Keputusannya, semua lini harus dibenahi dengan materi pemain lebih segar dan mumpuni. Namun, Persik tak satu pun melepas pemain ikon lokal Kediri sebagai kekuatan primodialnya.
Bahkan Faris Aditama, sosok tertua di tim, pun masih dipertahankan sebagai mentor dan panutan bagi rekan setimnya. Vava Mario Yagalo, Adi Eko Jayanto, Bayu Otto, Yusuf Meilana, hingga M. Khanafi masih setia mengenakan jersey ungu kebesaran Persik.
Sosok lokal laiknya Muhammad Firly dan Gavin Kwan Adsit dipinjam dari Barito Putera dan Borneo FC. Pemain senior Novri Setiawan, Irkham Mila, Yandi Sofyan, dan Syahrian Abimanyu akan mewarnai Persik. Yoga Adiatama, Wigi Pratama, dan Aulia Ramadhan diambil dari klub Liga 2.
Sisakan 2 Pemain Asing
Persik hanya menyisakan dua pemain asing, kiper Leo Navacchio dan bek Kiko Carneiro. Tapi mereka mendapatkan Lucas Gama, Telmo Castanheira, Pedro Matos, Imanol Garcia, dan topskorer Liga Luksemburg, Sylvain Atieda.
Wajah baru ini digadang-gadang mampu memberi warna baru dan memuluskan proses transisi Persik menuju era baru.