
Jakarta - Enam negara akan bertarung di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dari 8 hingga 14 Oktober 2025.
Selain Indonesia, lima negara juga siap bertarung habis-habisan demi mengamankan langkah ke putaran final Piala Dunia 2026.
Kelimanya adalah Uni Emirat Arab, Irak, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Dua negara terakhir dutunjuk sebagai tuan rumah.
Timnas Indonesia yang diarsiteki Patrick Kluivert terus melakukan persiapan, meski sejauh ini belaum ada tanda-tanda kapan Jay Idzes dkk. akan memulai pemusatan latihan.
Yang pasti, PSSI tentunya melakukan komunikasi yang intens dengan tim pelatih terkait jelang bergulirnya putaran keempat.
Atau, bisa jadi, pemusatan latihan akan dilakukan setelah drawing yang rencananya akan berlangsung di Osaka, Jepang, pada 17 Juli nanti.
Siapa pun yang akan menjadi lawan, Skuad Garuda harus bisa memenangkan duel. Hanya kemenangan yang bisa mengantarkan Indonesia ke Piala Dunia 2026 dan itu harus bisa diwujudkan.
Jelas tak mudah, mengingat kelima pesaing juga mematok target yang sama. Terlebih, kelima pesaing diarsiteki pelatih sarat pengalaman.
Siapa saja kelimanya, berikut ulasan tipis-tipisnya:
Cosmin Olaroiu (Uni Emirat Arab)

Setelah mendepak Paulo Bento, Uni Emirat Arab kini diarsiteki juru taktik asal Rumania berusia 56 tahun, Cosmin Olaroiu.
Di kawasan Timur Tengah, nama Cosmin Olaroiu terbilang beken karena pencapaiannya yang mentereng.
Ia pernah membawa Al Hilal menggondol gelar Saudi Premier Leag, ue 2007/2008 dan Saudi Crown Prince Cup 2007/2008 serta 2008/2009.
Pindah ke Qatar, ia sukses besar kala membawa Al Sadd ke singgasana Qatari Stars Cup 2010.
Torehannya di liga teratas Qatar juga diacungi jempol. Bareng Al Ain, ia menggondol UAE League 2011/2012, 2012/2013, juga UAE Super Cup 2012.
Tim Qatar lainnya yang pernah ia bawa ke puncak kesuksesan adalah Shabab Al Ahli ketika mereka memenangkan gelar UAE League 2013/2014, 2015/2016.
Tak hanya itu, kelahiran 10 Juni 1969 pernah pula membawa tim China, Jiangsu Suning, Chinese Super League 2020.
Dengan segepok pencapaian itu, Qatar tentunya menaruh harapan besar di pundak eks pelatih Arab Saudi dan ronde keempat nanti jadi pemmbuktian bagi Cosmin Olaroiu.
Herve Renard (Arab Saudi)

Nasib Arab Saudi kini benar-benar bergantung kepada Herve Renard. Dengan status tuan rumah, itu jelas keuntungan sendiri bagi Herve Renard karena bermain di kandang sendiri.
Bukan wajah baru, nakhoda ber-KTP Prancis sebelum juga pernah membesut The Green Falcon, tepatnya dari 2019 hingga 2022.
Ia dipanggil kembali buntut pemecatan terhadap Roberto Mancini pada Oktober 2024. Bagaimana di putaran keempat nanti? Mampukah Herve Renard menunaikan misi dengan baik?
Pria 56 tahun ini kaya pengalaman sebagai pelatih. Ia pernah mengarsiteki banyak tim, di antaranya Timnas Angola, Zambia, Pantai Gading, Maroko, serta Timnas Putri Prancis.
Pencapaiannya tak terbilang jelek. Saat menukangi Zambia, Herve Renard membawa negara itu memenangkan Africa Cup of Nations 2012 dan COSAFA Cup 2013.
Pun begitu saat membesut Pantai Gading, Herve Renard panen pujian di balik kedigdayaan skuadnya di pentas CAF Coach of the Year 2012, 2015, dan 2018. Wow!
Julen Lopetegui (Qatar)

Ambisi Qatar untuk bermain di Piala Dunia 2026 begitu sangat besar. Dari mulai ngotot menjadi tuan rumah, Qatar juga rela merogoh kocek dalam demi mendapatkan servis Julen Lopetegui sebagai pelatih.
Ya! Setelah mendepak Luis Garcia, ruang ganti kini berpindah ke tangan Julen Lopetegui.
Menoleh ke belakang, karier kepelatihan Julen Lopetegui biki lawan merinding. Bagaimana tidak, pria 58 tahun ini pernah menukangi tim-tim beken macam Real Madrid, Sevilla, Wolverhampton Wanderers, West Ham United, bahkan Timnas Spanyol.
Bersama Sevilla, Julen Lopetegui membawa tim itu menjadi yang terkuat di Liga Eropa UEFA 2019/2020.
Ketika dipercaya membesut Timnas Spanyol U-19 dan U-20, Julen Lopetegui tak terbantahkan lagi sosok penting di balik kesuksesan Matador-Matador muda menggondol gelar juara Kejuaraan Eropa U-19 serta Kejuaraan U-21 Eropa UEFA 2013.
Rashid Jaber (Oman)

Jika kelima lawan di putaran keempat memakai jasa pelatih asing, Oman justru sebaliknya. Mereka memilih memberikan kepercayaan penuh kepada Rashid Jaber, seorang pelatih lokal yang minim prestasi.
Meski begitu, di dalam negeri Rashid Jaber cukup disegani. Itu karena juru taktik berusia 61 tahun sosok yang sukses mengatrol bakat-bakat muda ke level yang lebih tinggi.
Dipercaya menukangi Oman sejak Oktober 2024, torehan Rashid Jaber tak bisa dibilang jeblok. Di bawah asuhannya, Oman meraup enam kemenangan, empat kali imbang, dan empat kali kalah.
Graham Arnold (Irak)

Gagal dan dipecat dari kursi pelatih Timnas Australia, pamor Graham Arnold tak lantas jeblok. Ia kini menukangi Timnas Irak dan dipatok bisa membawa negara itu ke putaran final Piala Dunia dua tahun mendatang di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Graham Arnold bukan pelatih abal-abal, apalagi kaleng-kaleng. Selama menukangi Australia, ia pernah membawa Socceroos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Irak pastinya punya alasan kuat kenapa mendapuk pria 61 tahun ini sebagai nakhoda. Salah satunya adalah membawa Irak mentas di Piala Dunia 2026, meski untuk mewujudkannya tak semudah membalikkan telapak tangan.