Posisi saat ini: Rumah / Pesan / 4 Pelatih Top yang Dianggap Cocok Menggantikan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Shin Tae-yong Comeback?

4 Pelatih Top yang Dianggap Cocok Menggantikan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Shin Tae-yong Comeback?

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-16 15:30:02
Dilihat:2 Pujian
Patrick Kluivert memimpin sesi latihan resmi Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (4/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Harapan untuk melihat Timnas Indonesia berpartisipasi di Piala Dunia 2026 kini sirna. Di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert, Tim Garuda mengalami kegagalan total dan terhenti pada putaran keempat Kualifikasi Zona Asia.

Dalam dua pertandingan di Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia mengalami hasil buruk. Mereka kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah.

Akibat dua hasil buruk tersebut, Tim Garuda terpuruk di posisi terbawah Grup B dengan tanpa mengantongi poin, sehingga harus merelakan impian untuk tampil di Piala Dunia. Sementara itu, Arab Saudi dan Irak berada di posisi satu dan dua dengan masing-masing mengoleksi tiga poin.

Patrick Kluivert, yang memiliki reputasi besar sebagai mantan pesepak bola, awalnya diharapkan dapat membawa Tim Garuda ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, dari delapan laga yang dilatihnya sejak Januari 2025, Kluivert hanya berhasil meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan, dengan persentase kemenangan hanya 37,5 persen.

PSSI pun pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert dan tim kepelatihannya, Kamis (16/10/2025) siang. Bola.com pun memiliki empat kandidat kuat yang bisa mengisi posisi Kluivert di Skuad Garuda. 


Shin Tae-yong

Shin Tae-yong menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Sebelum kedatangan Patrick Kluivert, Shin Tae-yong (STY) telah menjadi figur yang mengubah wajah sepak bola di Indonesia. Sejak bergabung pada akhir 2019, pelatih asal Korea Selatan ini berhasil meningkatkan disiplin, mental juang, dan profesionalisme di dalam tim ke tingkat yang lebih tinggi.

Di bawah kepemimpinannya, Timnas Indonesia menunjukkan performa yang kompetitif di berbagai turnamen, termasuk berhasil membawa Tim Garuda mencapai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, sebuah pencapaian yang sangat berarti bagi sepak bola di Tanah Air. Meskipun akhirnya dipecat pada Januari 2025, banyak pihak berpendapat bahwa keputusan tersebut diambil terlalu cepat dan tanpa pertimbangan yang matang.

Saat ini, Timnas Indonesia berada dalam fase transisi, dan kembalinya Shin Tae-yong bisa menjadi jawaban yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ada. Dia memiliki pemahaman mendalam tentang karakter pemain, serta potensi yang dimiliki oleh pemain diaspora, dan telah terbukti mampu menyatukan tim dengan tingkat disiplin yang tinggi.

Apabila PSSI berani untuk membuka lembaran baru dengan melibatkan kembali STY, maka kembalinya pelatih ini bisa menjadi sebuah kisah epik kebangkitan bagi Tim Garuda dalam perjalanan mereka di dunia sepak bola.


Luis Milla

Sebelum pertandingan melawan Thailand di laga Grup B SEA Games 2017, pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, melakukan diskusi di Stadion Shah Alam, Selangor, pada Selasa (15/8/2017). Pertandingan tersebut berakhir imbang 1-1.

Nama Luis Milla tetap menjadi kenangan bagi para pendukung Timnas Indonesia. Pelatih yang berasal dari Spanyol ini pernah menjabat sebagai pelatih Tim Garuda dari tahun 2017 hingga 2018.

Meskipun hanya berhasil meraih tiga kemenangan dari delapan pertandingan yang dilakoni, gaya permainan yang ditampilkan Milla yang penuh atraksi meninggalkan jejak positif di hati para penggemar. Ia dikenal sebagai pelatih yang menerapkan permainan menyerang dengan fokus pada penguasaan bola, serta memiliki kemampuan luar biasa dalam mengembangkan talenta muda.

Saat ini, pelatih berusia 59 tahun tersebut sedang tidak terikat dengan klub setelah berpisah dengan Persib Bandung pada tahun 2023. Dengan pengalaman dan kemampuannya, ada harapan bahwa Milla bisa mengembalikan semangat dan performa Timnas Indonesia ke jalur yang lebih baik di masa depan.


Bernardo Tavares

Ekspresi kecewa pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares saat melawan Arema FC pada laga BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (4/2/2023). PSM Makassar menang dengan skor 1-0. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Pelatih yang berusia 45 tahun ini dikenal memiliki karakter yang tegas, perhatian terhadap detail, serta dedikasi yang tinggi. Selain itu, Bernardo Tavares juga kerap menghadirkan suasana konferensi pers yang menarik. 

Di bawah kepemimpinannya, PSM Makassar berhasil mencetak sejarah dengan meraih gelar juara Liga 1 2022/2023, meskipun dengan skuad yang tidak memiliki banyak bintang.

Keputusan untuk mundur pada Oktober 2025 akibat masalah internal klub menjadikannya kini sebagai pelatih tanpa ikatan kontrak. Dengan pengalaman yang dimilikinya di Indonesia serta pemahaman yang mendalam tentang kultur sepak bola lokal, Tavares berpotensi menjadi sosok yang dibutuhkan untuk mengembalikan mental dan kedisiplinan Tim Garuda.


Jan Olde Riekerink

Jan Olde Riekerink, pelatih kepala Dewa United, memberikan pernyataan setelah pertandingan pekan pertama BRI Liga 1 2023/2024 melawan Arema FC di Stadion Indomilk, Tangerang, pada hari Minggu (02/07/2023).

Apabila PSSI ingin terus menjaga pengaruh Belanda dalam tim, Jan Olde Riekerink dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dipertimbangkan. Sejak kedatangannya di Dewa United pada tahun 2023, ia berhasil membawa klub yang berlokasi di Serang, Banten, untuk bersaing di posisi atas BRI Super League.

Jan Olde Riekerink memiliki pengalaman yang mengesankan, termasuk saat ia melatih Galatasaray, dan dikenal sebagai pelatih yang mampu menciptakan permainan yang terstruktur dan efisien.

Selain itu, ia juga memahami karakteristik pemain diaspora Indonesia yang sebagian besar memiliki keturunan Belanda, yang merupakan elemen penting dalam membangun chemistry di ruang ganti. Dengan latar belakang dan pengalamannya yang luas, Riekerink berpotensi menjadi penghubung antara generasi lokal dan pemain diaspora dalam tubuh Timnas Indonesia.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}