
Jakarta - Timnas Indonesia memperlihatkan progres yang cukup impresif saat menghadapi dua pertandingan persahabatan melawan Chinese Taipei dan Lebanon pada FIFA Matchday periode September 2025.
Hasil yang diraih Timnas Indonesia pada dua pertandingan ini cukup memuaskan. Pada laga perdana, Skuad Garuda bisa menang 6-0 atas Chinese Taipei, meski pada duel kedua ditahan imbang oleh Lebanon dengan skor 0-0.
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, terlihat mulai memberikan formasi dan pendekatan baru bagi anak asuhnya.
Skema empat bek dan permainan dominan telah diperlihatkan skuad Merah-Putih saat menghadapi dua laga ini.
Dari segi statistik, ada beberapa catatan positif yang diukir Jay Idzes dkk. pada dua laga ini. Namun, ada pula catatan evaluasi yang masih harus diperbaiki menjelang agenda berikutnya. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Pelatih Timnas Laos U-23, Ha Hyeok-jun mencoba membandingkan Timnas Indonesia U-23 era kepelatihan Gerald Vanenburg dengan era kepelatihan Shin Tae-yong.
Penguasaan Dominan

Dari dua pertandingan ini, Timnas Indonesia bermain dominan dalam menguasai bola. Skuad Merah-Putih bisa memberikan tekanan kepada lawan dan mengurung mereka agar bertahan di areanya sendiri.
Saat menghadapi Chinese Taipei, misalnya, catatan penguasaan bola Timnas Indonesia mencapai 69% berbanding 31% milik lawan. Tim tamu tak bisa berbuat banyak untuk memberikan perlawanan.
Catatan ball possession ini mengalami peningkatan yang drastis ketika melawan Lebanon. Dominasi skuad Merah-Putih menghasilkan penguasaan bola sebesar 81%, sedangkan tim lawan hanya mencapai 19%.
Konsistensi Akurasi Umpan

Timnas Indonesia juga berhasil menjaga konsistensi dalam melakukan umpan pada dua laga ini. Aspek ini sangat penting bagi Calvin Verdonk cs. untuk bisa menjaga penguasaan bola tetap stabil.
Pada laga pertama, Tim Garuda menghasilkan 600 umpan sukses dari 670 percobaan. Dengan kata lain, persentase akurasi operan para pemain Timnas Indonesia ketika itu bisa mencapai 89%.
Sedangkan saat menghadapi Lebanon, Timnas Indonesia tercatat mengukir 619 umpan sukses dari total 700 percobaan. Capaian ini menghasilkan persentase kesuksesan umpan mencapai 88%.
Catatan Penciptaan Peluang

Catatan penciptaan peluang Timnas Indonesia menjadi satu di antara hal yang wajib diperhatikan oleh Patrick Kluivert. Sebab, jumlahnya mengalami penurunan drastis dari laga melawan Chinese Taipei dan Lebanon.
Pada partai pertama, Tim Garuda setidaknya dapat menghasilkan 15 chances created. Para pemain pun bisa memanfaatkan catatan ini karena enam di antaranya dapat dikonversi menjadi gol.
Hanya, jumlahnya mengalami penurunan yang signifikan saat menghadapi Lebanon yang lebih solid. Skuad Garuda hanya sanggup mengukir enam peluang saja dan tidak ada yang dimaksimalkan jadi gol.
Penurunan Ketajaman

Duel melawan Chinese Taipei memang sebetulnya tak menghasilkan tantangan yang berarti bagi skuad Garuda. Sebab, dari segi pertahanan, kubu lawan sangat mudah ditembus.
Sepanjang pertandingan, Tim Garuda bisa menghasilkan 23 tembakan dan lima di antaranya mengarah ke gawang. Uniknya, semua shots on target ini bisa menghasilkan gol. Sedangkan satu lainnya dari gol bunuh diri lawan.
Akan tetapi, ketajaman ini menurun drastis pada pertandingan kontra Lebanon. Skuad Garuda hanya bisa menciptakan sembilan tembakan dan tidak ada satu pun dari upaya ini yang bisa mengarah ke gawang.